Minggu, 02 Maret 2008

Serba serbi penyimpanan ASI peras/pompa


Gimana ya cara nyimpen ASI di kulkas ?! Trus kalo gak ada kulkas gimana ?! Artikel ini akan mengupas secara praktis gimana sih cara menyimpan ASI. Selamat menyimpan ASI !


(Dirangkum dari berbagai sumber & ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I, January 2006)

Karakteristik Visual dari ASI dan Aroma ASI

Banyak yang membayangkan bahwa ASI akan tampak seperti susu sapi yg homogen, yang tidak terpisah lapisannya sampai kapanpun (homogenized). ASI akan terpisah menjadi 2 lapisan jika didiamkan selama beberapa lama. Lapisan atas yg biasanya lebih kental warnanya kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah perlahan wadah berisi ASI peras tsb, hingga menjadi larutan homogen kembali.

Tampilan dari ASI berbeda2 tiap waktu sesuai krn kandungannya pun berbeda2 tiap saat. Termasuk juga kandungan lemak dan warna dari ASI. Jumlah lemak dalam ASI akan fluktuatif dari hari ke hari. Bahkan saat ASI yg keluar di menit2 awal akan berbeda warna dan tampilannya. ASI yang dikeluarkan saat pertama kali proses pemerahan / pemompaan akan terlihat "lebih encer" dari ASI yang dikeluarkan di menit-menit berikutnya. Karena itu disebut FOREMILK (karena kaya akan protein). Sedangkan ASI yg keluar beberapa menit kemudian akan terlihat lebih kental. Atau disebut juga dg HINDMILK (kaya akan lemak). Warna dari ASI juga bervariasi tergantung dari apa yg ibu konsumsi. Pewarna makanan dalam minuman soda, minuman buah-buahan dan hidangan penutup yang mengandung gelatin diduga membuat warna ASI menjadi pink atau oranye kemerahmudaan. ASI yang berwarna hijau dikorelasikan dengan ibu yang mengkonsumsi minuman kesegaran yang berwarna hijau, rumput laut, atau sayuran berwarna hijau.

ASI yang berwarna pink mengindikasikan adanya darah dalam ASI. Hal ini dapat terjadi jika ibu mengalami dengan atau tanpa puting lecet. Jika puting ibu lecet dan berdarah, ibu dapat menghubungi klinik laktasi untuk mendapatkan saran penyembuhan. Darah dalam ASI tidak berbahaya bagi bayi, dan ibu dapat terus menyusui bayinya. Jika darah dalam ASI tidak juga membaik dalam waktu 2 minggu, segera konsultasikan dengan dokter.

Bagaimana dg aroma atau rasanya ?! Umumnya ASI segar berbau / beraroma manis. Sesekali ASI beku yang dicairkan akan beraroma spt sabun dan terkadang bayi tidak mau meminumnya. Hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yg mendadak. Sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Krn itu tidak disarankan memanaskan ASI peras/pompa pada suhu tinggi, ataupun setelah dipanaskan langsung dibekukan kembali. Jika ASI peras berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan buanglah. Intinya selama ASI peras/pompa disimpan sesuai dg tatacara penyimpanan yg benar maka ASI tidak akan basi.

Wadah penyimpanan ASI


Pertanyaan yg sering diajukan para ibu, terutama ibu bekerja adalah apakah butuh wadah khusus ? Tidak ada aturan khusus harus menggunakan botol atau wadah khusus. Intinya gunakan wadah yg bisa tertutup rapat. Ibu bisa menggunakan botol kaca, wadah yg punya tutup dan berwarna bening, dan wadah yg punya tutup dan berwarna. Dan tentu saja selalu dibersihkan & disterilkan sebelum digunakan.

ASI peras/pompa sebaiknya disimpan dalam jumlah sedikit (cukup utk sekali minum + 60 ml). Agar tidak ada ASI yg tersisa dan terbuang. ASI juga dapat disimpan dalam kantung plastik bening. Namun hal ini tidak terlalu disarankan, karena mudah bocor dan ASI akan terbuang.

Jangan lupa utk memberikan label di tiap wadah penyimpanan ASI. ASI yg lebih awal disimpan, harus lebih dulu dibeirkan. First In, First Out. Beri laberl tanggal ASI diperah/dipompa agar memudahkan ibu.

Tatacara Penyimpanan ASI

Organisasi laktasi internasional, Lalecheleague, memiliki kisaran waktu berapa lama ASI dapat disimpan dalam suhu tertentu :

Suhu ruang (19-27C) sekitar 4-10 jam

Refrigerator (kulkas bawah) dg suhu 0-4C sekitar 2-3 hari

Freezer pd kulkas berpintu satu (suhu variatif <>

Freezer pd kulkas berpintu dua (suhu variatif <>

Freezer khusus / freezer utk es krim ( -19C) : 6 bulan atau lebih

Interval waktu tsb amat sangat bervariatif tergantung kondisi dari lokasi penyimpanan.

Meski dapat disimpan lebih lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI peras. Karena ASI diproduksi sesuai dg kebutuhan pertumbuhan & perkembangan anak. Krnnya jika ibu memilki ASI peras berlebih tidak ada salahnya didonorkan ke mereka yg membutuhkannya.

Jika tidak ada lemari pendingin

Ada atau tidaknya lemari pendingin/kulkas bukan hambatan bagi ibu utk menyimpan ASI. Artinya jika ditempat ibu bekerja ataupun saat ibu bepergian jauh dr bayi utk waktu lama tidak ditemukan kulkas, maka ibu dapat menyimpan botol (wadah) berisi ASI peras/pompa dalam termos es yg telah diisi es batu tentunya. Jika es batu mencair, ibu bisa menggantinya lagi. Atau ada juga cooler khusus utk mendinginkan lebih lama dg blue ice.

Tips memberikan ASI peras/pompa ke bayi

Berikut tips singkat utk membeirkan ASI yg telah disimpan bagi si kecil :

Untuk ASI yg dibekukan (dari freezer), amat disarankan agar ASI dicairkan terlebih dahulu kulkas bawah. Dan bukan di suhu ruang. Setelah mencair, aliri wadah berisi ASI pada keran air hangat atau rendamlah wadah berisi ASI dlm wadah lebih besar berisi air hangat.
JANGAN menghangatkan ASI dalam suhu tinggi. Dan JANGAN merebus ASI. Karena jelas zat nutrisi dalam ASI akan rusak. Terutama zat anti infeksi / zat imun !
JANGAN menggunakan microwave utk menghangatkan ASI.
Kocoklah secara perlahan sebelum diberikan ke bayi.
Berikan dg sendok, pipet, dsb. Untuk bayi <>

dot, karena adanya resiko bingung puting

ASI yg tersisa jika ingin disimpan kembali di refrigerator sebaiknya digunakan <>

Meski hal ini tidak direkomendasikan. Karena itu simpanlah ASI dalam jumlah yg cukup

(sekali minum) agar cairan emas tsb tdk terbuang.

Dg mengetahui cara menyimpan ASI dan karakteristiknya, semoga makin hari makin banyak ibu yg tidak ragu ataupun segan memberikan ASI eksklusif. Meski ibu bekerja ataupun bepergian jauh. Agar tidak ada lagi kata "Duh kalo nyusuin tuh ngerepotin. Gak bisa ngapa2in. Nyusuin terus" dsbnya.

Sumber Artikel :

- Lalecheleague, Common Concerns When Storing Human Milk, by Cindy Scott Duke, From: NEW BEGINNINGS, Vol. 15 No. 4, July - August 1998, p. 109 (
http://www.lalecheleague.org/NB/NBJulAug98p109.html)


- Breastmilk Collection and Storage Guidelines for Normal Newborns (

http://www.worksitelactation.com/faq_breastmilk.html)


- What are LLLI's guidelines for storing my pumped milk?
(
http://www.lalecheleague.org/FAQ/milkstorage.html)

Serba serbi seputar BAB pada Bayi ASIx

Bayi saya (2 minggu) kok sering BAB ya? Tiap selesai menyusu pasti BAB. Diarekah?”. Tinja bayi saya kadang berwarna hijau. Normal gak ya? “...Tolong.......bayi saya (3 bl) sudah 4 hari gak BAB. Padahal ia hanya minum ASI saja. Perlu dikasih obat pencahar atau pepaya gak ya?”

Serba serbi seputar Buang Air Besar (BAB) pada Bayi ASI

Ditulis oleh Luluk Lely Soraya I @ Desember 2007

Seribu pertanyaan yang timbul mengenai Buang Air Besar (BAB) pada bayi. Terutama bayi yang mendapatkan ASI eksklusif. Tak jarang pertanyaan ataupun asumsi yang beredar seputar BAB pada bayi ASI membuat kita menjadi ragu ataupun bingung untuk terus memberikan ASI eksklusif kepada bayi baru lahir. Satu hal yang pasti adalah pola dan karakterisik BAB pada bayi ASI eksklusif memang berbeda dengan bayi susu formula ataupun bayi yang mendapatkan campuran ASI-susu formula. Agar kita tidak kebingungan ataupun ragu, yuk kita cari tahu bagaimana sebetulnya pola BAB & karakterisik tinja pada bayi ASI serta hal-hal seputar BAB pada bayi.


Hari-hari pertama pasca kelahiran

Dua puluh empat jam pertama setelah bayi lahir, ia akan mengeluarkan tinja berwarna gelap kehitaman, agak mengkilat, lengket dan tidak berbau. Tinja ini dinamakan mekonium. Mekonium ini merupakan sisa absorpsi dari ketuban selama bayi berada dalam rahim ibu. Begitu bayi mendapatkan ASI, mekonium akan dikeluarkan dari tubuh bayi. Kemudian dengan semakin seringnya mendapatkan ASI, tinja bayi akan berubah kekuningan dan kadang berbentuk seperti biji (seedy). Warna dari tinja bayi pun berubah dari kuning ataupun kuning kehijauan. Dan hal ini normal sekali terjadi. Tinja bayi ASI juga nyaris tidak berbau. Konsistensi (bentuk) dari tinja bayi juga terkadang berbentuk seperti bubur ataupun vla. Terkadang juga mirip seperti mustard atau selai kacang. Sesekali tampak juga bentuk seperti biji-bijian pada tinja bayi. Hal ini normal sekali terjadi.

Untuk lebih mudahnya, kita perhatikan tabel berikut mengenai pola buang air kecil (BAK) dan karakteristik tinja pada bayi baru lahir. Perhatikan bahwa tabel berikut hanya berlaku untuk bayi baru lahir cukup bulan. Bayi prematur biasanya memiliki tabel yang berbeda.

Usia Bayi

Jumlah Minimum BAK

Bentuk & Warna BAB

Hari 1 (lahir)

1

Kental, hitam, lengket, spt aspal

Hari ke-2

2

Kental, hitam, lengket, spt aspal

Hari ke-3

3

Kuning kehijauan

Hari ke-4 (saat ASI dibuat banyak)

5-6

Kuning kehijauan

Hari ke-5

5-6

Kuning kental, terlihat “berbiji”

Hari ke-6

5-6

Kuning kental, terlihat “berbiji”

Hari ke-7

5-6

Kuning kental, terlihat “berbiji”


Awalnya disangka “diare”

Seiring bertambahnya usia, bayi baru lahir memiliki pola BAB yang bervariasi. Umumnya bayi akan buang air besar kurang lebih 2-5 kali sehari hingga ia berusia sekitar 6-8 minggu. Tinjanya akan berbentuk sama seperti sebelumnya, cair lunak seperti bubur. Warnanya pun bervariasi dari kuning hingga kuning kehijauan. Karena bayi terkesan sering BAB, maka tak jarang banyak ayah atau ibu yang khawatir bayinya diare. Bahkan beberapa bayi ASI akan BAB setiap kali selesai menyusu. Apalagi pola ini tidak ditemukan pada bayi yang mendapatkan susu formula ataupun campuran susu formula-ASI. Hal ini juga yang membuat banyak orangtua ragu untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya, karena takut bayinya terkena “diare”. Tapi benarkah demikian ?! Mengapa ASI membuat bayi di usia ini sering BAB ?

Tahukah kita bahwa kondisi tersebut diatas normal sekali terjadi. Dan bukanlah pertanda bayi mengalami diare. Salah satu manfaat ASI dari ribuan manfaat lainnya adalah ASI akan berfungsi sebagai laksatif atau obat urus-urus. Di awal bayi baru lahir hingga usia bayi 6-7 minggu, ASI akan membersihkan sistem pencernaan bayi saat ia masih di dalam rahim ibu. Kemudian ASI akan melapisi sel-sel usus halus yang masih terbuka dengan antibodi dari ASI, sehingga terlindung dari resiko alergi dan gangguan pencernaan. Tidak hanya itu saat bayi BAB, maka bilirubin yang tidak terpakai dalam tubuh akan dibuang melalui tinja. Ini berarti fungsi hati yang masih belum sempurna akan terbantu dengan baik dan resiko kuning pada bayi akan terminimalisir. Inilah mengapa bayi ASI akan sering BAB. Agar ibu tidak bingung, ibu juga perlu memahami bagaimana tanda diare pada bayi.


Kok jadi susah BAB ?

Saat bayi memasuki usia sekitar > 6 minggu, pola dari BAB akan berubah. Jika tadinya bayi ASI sering BAB, maka ia akan jarang BAB. Frekuensi BAB tiap bayi ASI pun bervariatif. Ada yang 2 atau 3 hari sekali. Bahkan ada yang hingga 12 hari atau lebih tidak BAB. Jika tadinya orang tua khawatir akan bayinya yang sering BAB, maka beberapa minggu kemudian kekhawatiran sebaliknya terjadi. Banyak sekali orangtua yang takut anaknya mengalami sembelit (konstipasi).

Kondisi tersebut juga normal terjadi. Di usia ini, bayi ASI akan jarang BAB. Hal ini disebabkan ASI diserap sempurna oleh tubuh bayi. Karena diserap sempurna, maka tidak akan ada ampas yang dibuang dalam bentuk tinja. Selama perilaku bayi baik-baik saja, pola pertumbuhannya baik, tidak kesakitan atau rewel luar biasa saat mengejan (lethargic), maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Perhatikan juga saat bayi BAB dan bentuk tinjanya. Jika tinja berbentuk seperti biasa (lunak seperti bubur atau selai) dan bayi tidak mengalami kesulitan saat mengeluarkan tinjanya, maka bayi jelas tidak mengalami sembelit (konstipasi). Lain halnya bila bayi mengalami sembelit, tinjanya akan keras padat, agak kering dan sulit dikeluarkan. Jika hal ini terjadi, ibu dapat berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter anak.

Seringkali para ayah ibu melakukan intervensi agar bayinya BAB. Mulai dari pemberian obat pencahar, memberikan jus buah hingga merangsang anus bayi dengan sabun dsbnya. Hal ini sama sekali tidak dibutuhkan. Selain bayi akan tergantung dengan rangsangan agar bisa BAB, tindakan tersebut juga dapat membahayakan bayi. Dengan mengenali dan memahami perilaku bayi dan karakteristik tinja bayi agar terhindar dari tindakan yang tidak diperlukan. Sekali lagi semua kondisi yang ada hanya berlaku untuk bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan selama masa ASI eksklusif. Jika bayi sempat diberikan campuran susu formula ataupun makanan lainnya, kondisi normal yang tersebut diatas tidak dapat diterapkan.

Pola BAB yang jarang pada bayi ASI akan terus berlangsung hingga ia berusia 6 bulan atau masa ASI eksklusif terlewati. Begitu bayi ASI mendapatkan MPASI di usia 6 bulan ke atas, konsistensi dari tinja bayi dan pola BABnya akan bervariasi dan ditentukan dari asupan makanan yang masuk.


Yuk kenali warna-warni tinja bayi ASI

Bukan hanya pola BAB dari bayi ASI yang dipertanyakan. Warna dari tinja bayi yang berwarna warni seringkali juga membingungkan dan membuat banyak ayah ibu ragu dan khawatir akan bayinya. Agar tidak tersesat di jalan, mari kita kenali bersama warna dari tinja bayi ASI.

1. Hitam lengket dan seperti aspal. Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB pertama bayi baru lahir.

2. Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti bubur. Kadang seperti berbiji. Begitu ASI matang keluar (ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke-4 pasca bayi lahir), maka tinja bayi akan berwarna kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh bilirubin yang tak terpakai.

3. Kuning dan sedikit warna merah darah. Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm. Perhatikan apakah puting payudara mengalami lecet atau anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit. Apabila selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja, maka konsultasikan pada dokter.

4. Tinja berwarna hitam dan keras padat diiringi sembelit.
Umumnya disebabkan pemberian suplemen zat besi yang jelas tidak diperlukan oleh bayi ASI. Zat besi dalam ASI lebih mudah diserap oleh tubuh dan jumlahnya cukup untuk bayi. Sehingga pemberian suplemen zat besi tidak dibutuhkan untuk bayi ASI.

5. Kehijauan. Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu konsumsi. Dapat juga disebabkan oleh asupan ASI yang tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan asupan ASI awal (foremilk) daripada ASI akhir (hindmilk). Terutama jika tinja bayi sering sekali berwarna hijau. Karena itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi selesai menyusu ataupun payudara terasa kosong.

Dengan memahami pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi, berbagai keraguan dan ketakutan yang ada dalam pemberian ASI eksklusif dapat kita hindari dan ibu menjadi tenang. Semakin ibu tenang dalam memberikan ASI eksklusif, semakin lancar juga hormon oksitosin bekerja untuk memproduksi ASI. Gimana ?! Gak ragu lagi kan ?!

Selamat menyusui !

(Luluk Lely Soraya I adalah seorang Ibu dari seorang putri, Konselor Laktasi dan Pemerhati ASI & kesehatan keluarga KLASI Yayasan Orangtua PedulI, Narasumber ASI & menyusui rubrik OASE di RAS FM 95.5)


Sumber artikel :

· Quinlan PT, Lockton S, Irwin J, Lucas AL. The relationship between stool hardness and stool composition in breast- and formula-fed infants. J Pediatr Gastroenterol Nutr. 1995 Jan;20(1):81-90.

· Daher S, Tahan S, Sole D, Naspitz CK, Da Silva Patricio FR, Neto UF, De Morais MB. Cow's milk protein intolerance and chronic constipation in children. Pediatr Allergy Immunol. 2001 Dec;12(6):339-42

· Breastfeeding Frequently Asked Questions ( http://www.ihs.gov/medicalprograms/mch/M/bfFaq.cfm#supply)

· Green Stools (http://www.mother-2-mother.com/cc-baby-A.htm)

· Laura Weidenfeld, M.D. Poop Scoop: Infant Stooling Patterns (http://www.umc-cares.org/health_info/article.asp?Category=Childrens&ArticleID=166)

· What Are Baby's Stools Supposed to Look Like and How Often Should Baby Wet? (http://www.mother-2-mother.com/normal.htm#NormalStools)

· Dr. Jay Gordon and Cheryl Taylor White, CBE. The Color of the Day: Solving Bowel Movement Mysteries (http://www.drjaygordon.com/development/pediatricks/poop.asp)

Katanya ASI bikin bayi kuat...Kok bisa sakit juga???

Tentu saja bayi ASI bisa jatuh sakit. Karena bayi ASI bukan superman, juga bukan gatotkaca. Ia bisa jatuh sakit, terutama jika kondisi lingkungannya yang tidak higienis dan dilingkupi oleh orang yang sakit. Loh.....kok bisa ?! Katanya ASI bikin anak gak gampang sakit? Berarti sama aja dong dg bayi susu formula? Bingung? Temukan jawabannya yuk!

ASI melindungi bayi dari serangan kuman penyakit

Mungkin banyak dari masyarakat kita yang sudah mengetahui bahwa ASI dapat memberikan perlindungan pada bayi dari seranganb berbagai kuman penyakit. Terutama jika ASI diberikan secara eksklusif selama 6 bulan pertama . Tidak hanya itu penelitian Horta et al menunjukkan bahwa semakin lama anak mendapatkan ASI, maka semakin kuat sistem imun tubuhnya. Hal ini dikarenakan ASI mengandung berbagai jenis antibodi yang melindungi si kecil dari serangan kuman penyebab infeksi. Antibodi tersebut mulai dari Immunoglobulin A (IgA), IgG, IgM, IgD dan IgE. Antibodi dalam ASI inilah yang hingga saat ini tidak pernah terdapat dalam susu formula jenis apapun. Atas dasar inilah maka badan kesehatan dunia, WHO, menyarankan agar diatas usia 6 bl, ASI terus diberikan berdampingan dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI) hingga ia berusia 2 tahun atau lebih.

Riset menunjukkan juga bahwa hingga sistem imun tubuh anak akan mencapai kematangan atau kekuatannya pada usia 5 tahun atau lebih. Hal inilah yang menyebabkan anak usia <5tahun st="on">Para ahli laktasi dunia menyatakan bahwa ASI tidak hanya melindungi anak dari kemungkinan berbagai infeksi di beberapa bulan pertama kehidupannya, tetapi juga membantu sistem imun tubuh anak lebih sempurna dan lebih matang. Studi laktasi menunjukkan bahwa kandungan antibodi dalam ASI mampu menginduksi sistem imun tubuh bayi untuk lebih cepat matang dari bayi yang tidak mendapatkan ASI. Hal inilah yang menyebabkan bayi ASI tidak mudah jatuh sakit atau jarang sakit.

Lebih cepat sembuh dengan pemberian ASI

Begitu bayi ASI sakit, seringkali timbul keraguan ataupun mempertanyakan kehebatan ASI. Satu hal yang perlu dimengerti adalah tidak mudah sakit bukan berarti bayi ASI tidak akan pernah sakit. Berbagai kondisi dapat menyebabkan bayi ASI terkesan lebih mudah jatuh sakit. Mulai dari lingkungan yang kurang higienis hingga penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Jika lingkungan di sekitar bayi ASI relatif terjangkit suatu penyakit, maka resiko bayi ASI terpapar dengan kuman penyakit lebih besar. Jadi bukan mustahil ia bisa juga menjadi sakit. Demikian juga jika bayi ASI berada di lingkungan yang relatif tidak rasional dalam pola pengobatan. Sehingga jumlah kuman resisten lebih tinggi dan banyak. Kondisi ini juga memungkinkan bayi ASI terpapar dengan kuman tsb dan sistem imun tubuhnya harus “belajar” mengalahkan kuman tersebut dengan sakitnya.

Pemberian ASI secara signifikan terbukti membantu proses penyembuhan dan pembelajaran sistem imun tubuh anak. Dengan kata lain, jika bayi ASI sakit, ia akan lebih cepat sembuh. Saat bayi sakit, sistem imun tubuhnya berjuang untuk melawan dan mengalahkan kuman penyebab sakit. Antibodi dalam ASI, mulai dari IgA hingga limfosit dan makrofagus akan menjadi armada perang utama yang membantu sistem imun tubuh anak mengalahkan kuman penyakit. Tidak hanya itu, pemberian ASI saat si kecil sakit mengurangi rasa sakit pada anak dan menenangkan anak karena sakitnya. Ini berarti jika bayi anda sakit, jangan ragu untuk terus dan terus memberikan ASI kepadanya. Justru ASI ini lah yang akan menjadi penolong terutama saat ia sakit.

Nah gimana ? Sudah gak ragu lagi dong dengan kehebatan ASI ! Sayang superman ataupun gatotkaca tidak pernah ada. Jika ada, pasti kita akan mendengar cerita bahwa superman dan gatotkaca juga pernah sakit. Mereka juga akan cerita bahwa kekuatan mereka berasal dari ASI yang diberikan oleh ibunya. Wah hebatnya.